Sabtu, 31 Mei 2014

Cara Mengurangi Subsidi BBM


Nama kelompok;
Eka Tara Dila
Nisrina Ufairoh
Silfia Desi
Yurry Andika Fajri




Banyak tumbuhan diIndonesia memiliki potensi untuk dijadikan alternatif bioenergi sebagai pengganti ketergantungan terhadap minyak dan gas. Misalnya: tanaman pangan diantaranya kacang-kacangan, umbi-umbian dan biji-bijian serta tanaman perkebunan meliputi kelapa sawit, sagu serta tanaman berjenis tebu.
Dalam beberapa tahun mendatang, kecenderungan peningkatan kebutuhan tidak akan sebanding dengan kemampuan produksi dan pengelolaan potensi migas nasional. Jadi kami sebagai pemerintah langkah yang akan dilakukan untuk mengurangi subsidi BBM salah satunya adalah dengan mendukung upaya masyarakat untuk menggunakan bahan bakar alternatif. Bahan bakar alternatif ini bersifat: dapat diperbarui, tersedia dalam jumlah yang besar dan murah dengan membantu masyarakat dalam mengembangkan bahan bakar alternatif dari segi sumber daya alam, sumber daya manusia, transportasi, pengelolahan dan lainnya. Dengan ini diharapkan dapat meminimalisasikan penggunaan subsidi BBM.  
Dengan hal ini seharusnya pemerintah menghilangkan subsidi untuk mobil-mobil pribadi, pemerintah, kendaraan dan mesin-mesin industry tetapi tetap boleh memproduksi bahan bakar berjenis premium dengan harga non subsidi. Jadi yang mendapatkan subsidi BBM hanya sepeda motor, angkutan umum, pertanian, peternakan, dan perikanan.

Kamis, 08 Mei 2014

NERACA PEMBAYARAN, ARUS MODAL ASING, DAN UTANG LUAR NEGERI INDONESIA



NERACA PEMBAYARAN, ARUS MODAL ASING, DAN UTANG LUAR NEGERI INDONESIA
Disusun oleh :
·           Eka Tara Dila
·           Nisrina Ufairoh
·           Silfia Desi
·           Yurry Andika Fajri

1.         NERACA PEMBAYARAN INDONESIA
Neraca Pembayaran Indonesia triwulan IV-2013 kembali mencatat surplus sebesar USD 4,4 miliar, setelah selama tiga triwulan terakhir mengalami defisit. Perbaikan NPI triwulan IV-2013 ditopang defisit transaksi berjalan yang menurun cukup tajam menjadi USD4,0 miliar (1,98% PDB), jauh lebih rendah dari defisit triwulan sebelumnya sebesar USD8,5 miliar (3,5% PDB) dan perkiraan awal Bank Indonesia. Surplus NPI triwulan IV-2013 ditopang juga oleh peningkatan surplus transaksi modal dan finansial yang mencapai USD 9,2 miliar, lebih besar dari surplus pada triwulan sebelumnya sebesar USD5,6 miliar. Surplus NPI triwulan IV-2013 pada gilirannya mendorong kenaikan cadangan devisa dari USD95,7 miliar pada triwulan III-2013 menjadi USD99,4 miliar pada desember 2013, atau setara 5,5 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah. Kinerja NPI triwulan IV-2013 yang kembali mencatat surplus tersebut tidak lepas dari kontribusi positif bauran kebijakan yang telah dilakukan BI bersama dengan pemerintah dalam menurunkan defisit transaksi berjalan dan memperkuat ketahanan sektor eksternal.
Dengan perkembangan triwulan IV-2013 tersebut maka NPI keseluruhan tahun 2013 mencatat defisit USD7,3 miliar setelah sebelumnya surplus USD0,2 miliar pada tahun 2012. Pada satu sisi, defisit NPI 2013 dipengaruhi melebarnya defisit transaksi berjalan menjadi USD28,5 miliar (3,26% PDB), lebih besar daripada defisit USD24,4 miliar (2,78% PDB) pada tahun 2012. Perkembangan ini dipengaruhi melambatnya pertumbuhan ekonomi dunia dan turunnya harga komunitas global, yang kemudian yang berdampak pada penurunan ekspor indonesia yang banyak berbasis sumber daya alam. Defisit transaksi berjalan juga dipengaruhi belum kuatnya kapasitas produksi domestik dalam memenuhi kebutuhan bahan baku dan bahan modal serta kebijakan bauran energi nasional yang belum optimal, yang pada gilirannya mendorong masih besarnya impor, meskipun telah mencatat pertumbuhan negatif di 2013. Selain itu, neraca jasa dan neraca pendapatan yang masih mencatat defisit juga berpengaruh pada defisit transaksi berjalan. Pada sisi lain, defisit NPI 2013 juga berasal dari berkurangnya surplus transaksi modal dan finansial dari sebelumnya USD24,9 miliar pada 2012 menjadi USD 22,7 miliar pada tahun 2013. Penurunan transaksi modal dan finansial terutama terjadi pada triwulan II dan triwulan III 2013, selain dipengaruhi turunnya modal masuk ke indonesia yang dipicu oleh meningkatnya ketidakpastian dipasar keuangan global terkait rencana pengurangan stimulus moneter AS (tapering off) juga dipengaruhi persepsi negatif investor asing terhadap inflasi yang sempat meningkat dan defisit transaksi berjalan yang melebar.

Grafik neraca pembayaran Indonesia :


            
NERACA PEMBAYARAN INDONESIA 
2013

2.         ARUS MODAL ASING DI INDONESIA
Bank Indonesia (BI) mencatat, sepanjang kuartal I-2014 total dana asing yang masuk ke Indonesia telah mencapai USD5,7 miliar atau sekitar Rp64,4 triliun. Angka tersebut lebih tinggi bila dibandingkan periode yang sama tahun lalu. sebanyak USD1,2 miliar telah masuk ke pasar saham, sementara yang masuk ke Surat Berharga Negara (SBN) sebesar USD1,4 miliar. Berdasarkan negara asal investasi, negara asean masih menjadi investor terbesar, disusul jepang, dan korea selatan. Besarnya potensi pasar domestik dan tren meningkatnya pendapatan perkapita dan daya beli masyarakat indonesia menjadi daya tarik investor untuk berinvestasi di indonesia.
3.          UTANG LUAR NEGERI INDONESIA
Utang luar negeri (ULN) Indonesia pada Februari 2014 tercatat sebesar USD272,1 miliar, atau tumbuh 7,4% (yoy) dibandingkan dengan posisi di bulan yang sama pada tahun 2013. Posisi ULN pada Februari 2014 terdiri dari ULN sektor publik sebesar USD129,0 miliar dan ULN sektor swasta USD143,1 miliar. Dengan perkembangan ini, pertumbuhan ULN pada Februari 2014 tercatat sedikit meningkat bila dibandingkan dengan pertumbuhan Januari 2014 sebesar 7,2% (yoy). Peningkatan pertumbuhan ULN pada Februari 2014 terutama dipengaruhi kenaikan posisi ULN sektor publik, sedangkan pertumbuhan ULN sektor swasta melambat. ULN sektor publik tumbuh sebesar 3,2% (yoy), lebih tinggi dari pertumbuhan bulan sebelumnya sebesar 1,9% (yoy). Sementara itu, posisi ULN sektor swasta tumbuh 11,6% (yoy), melambat dibandingkan dengan pertumbuhan bulan sebelumnya sebesar 12,5% (yoy). Jika dibandingkan dengan posisi bulan sebelumnya, pertumbuhan ULN di kedua sektor ini memiliki tingkat pertumbuhan yang sama, yaitu sebesar 0,9%.
Perlambatan pertumbuhan ULN swasta pada Februari 2014 tidak terlepas dari perkembangan ULN di beberapa sektor utama yakni sektor pertambangan dan penggalian serta sektor industri. Pertumbuhan ULN pada sektor pertambangan dan penggalian serta sektor industri pengolahan masing-masing tercatat 15,9% (yoy) dan 7,7% (yoy), melambat dari pertumbuhan bulan sebelumnya masing-masing 20,5% (yoy) dan 12,4% (yoy). ULN sektor listrik, gas, dan air bersih juga masih mengalami kontraksi sebesar 1,0% (yoy). Sementara itu, ULN pada sektor keuangan serta sektor pengangkutan dan komunikasi mencatat kenaikan pertumbuhan masing-masing dari 11,4% (yoy) dan 5,5% (yoy) pada Januari 2014 menjadi 13,7% (yoy) dan 6,4% (yoy).
Berdasarkan jangka waktu, kenaikan pertumbuhan ULN terutama terjadi pada ULN jangka panjang. ULN berjangka panjang pada Februari 2014 tumbuh 9,2% (yoy), lebih tinggi dari pertumbuhan bulan Januari 2014 sebesar 7,6% (yoy). Sementara itu, ULN berjangka pendek terkontraksi 0,5% (yoy) dibandingkan dengan pertumbuhan bulan sebelumnya sebesar 5,5% (yoy). Pada Februari 2014, ULN berjangka panjang tercatat sebesar USD227,0 miliar, atau mencapai 83,4% dari total ULN. Dari jumlah tersebut, ULN berjangka panjang sektor publik mencapai USD124,2 miliar (96,2% dari total ULN sektor publik), sementara ULN berjangka panjang sektor swasta tercatat USD102,9 miliar (71,9% dari total ULN swasta).
Tabel posisi utang luar negeri menurut kelompok peminjam


Tabel pososi utang luar negeri menurut sektor ekonomi

Penggunaan dana asing di indonesia
Pada tahun 2013 dana asing di indonesia terkonsentrasi pada sektor pertambangan (16,8%), industri alat angkutan dan transportasi lainnya (13%), serta industri logam dasar, barang logam, mesin dan elektronik (11,6%). Sedangkan untuk kuartal IV-2013 sektor manufaktur, perikanan, kehutanan, dan pertanian serta konstruksi mendominasi.
 



Referensi:

Selasa, 06 Mei 2014

Tokoh Ekonomi Dunia

John Maynard (JM) Keynes adalah seorang tokoh pemikir ekonomi dan keuangan Inggris. Dunia sejarah ilmu ekonomi semakin sempurna karena munculnya berbagai pemikiran mengenai ekonomi dan keuangan yang baru dari berbagai hasil pemikiran J.M, Keynes yang dinilai para ahli ekonomi sebagai ekonomi modern. Kemudian ia dikenal sebagai tokoh yang menyebabkan lahirnya mazhab baru yakni mazhab Keynes.
John Maynard Keynes dilahirkan di Cambridge, Inggris pada tanggal 5 Juni 1883. Kebetulan tahun kelahiran Keynes bertepatan dengan tahun wafatnya Karl Marx yang sangat terkenal itu. Walaupun demikian kedua tokoh pemikir ekonomi yang waktunya bersinggungan ini sangat berbeda pemikiran satu sama lainnya. Namun demikian keduanya banyak mempengaruhi filsafat sistem kapitalis. Dilihat dari sifat hidup Karl Marx, ia seorang pendendam, banyak mengalami kesulitan dalam hidup-hidupnya, pemurung dan kecewa, seperti diketahui ia adalah perencana “hancurnya Kapitalisme”. Sebaliknya Keynes, ia sangat mencintai kehidupan dan hidupnya selalu mewah, sering berbuat seenaknya. Ia benar-benar tokoh pemikir ekonomi yang berhasil menjadi “Arsitek Kapitalisme Yang Tahan Hidup”.
Keynes dibesarkan pada zaman Ratu Victoria. Pada waktu masih sekolah Keynes memang cemerlang. Ketika Keynes berusia empat setengah tahun ia sudah memikirkan arti bunga dilihat dari segi ekonomi. Pada umur enam tahun ia sudah ingin mengetahui bagaimana kerja otak manusia. Ketika Keynes berusia tujuh tahun, bagi ayahnya yang juga ahli ekonomi yang bernama John Neville Keynes yang juga terkenal, Keynes merupakan seorang teman yang menyenangkan sekali, Keynes sangat sayang kepada ibunya. Hal itu terungkap dari surat untuk ibunya pada tahun 1919 yang mengadukan soal kesedihannya dan keadaan yang kurang baik di lingkungannya, sebagai berikut “Rupanya sudah berminggu-minggu lamanya saya tidak menulis surat kepada siapapun juga, saya memang sangat penat, sebagian karena pekerjaan saya, sebagian karena merasa sangat sedih melihat begitu banyak kejahatan di sekitar saya. Belum pernah saya merasa begitu sedih seperti dalam dua atau tiga minggu terakhir ini. Perdamaian ini sifatnya begitu menghina dan begitu mustahil. Sehingga hanya akan membawa malapetaka.” Keynes mencurahkan segala isi hatinya dengan gaya manja kepada ibunya yang ia sayangi itu. Keynes wafat di Tilson, Sussex pada tanggal 21 April 1946. Ia memperoleh pendidikan di Eton dan King’s College, Cambridge.
Nama John Maynard Keynes adalah sebuah nama Inggris yang kuno. Dan hasil pengusutan mengenai asal usul tokoh pemikir ekonomi ini, sampai pada nama William de Cahagnes dan tahun 1066, ternyata Keynes ialah seorang tradisionalis. Kecakapan serta sifat-sifat baiknya diperoleh secara turun temurun. Ia menjadi dosen dalam mata kuliah ilmu ekonomi dan keuangan di cambridge. Keynes juga tercatat sebagai bendaharawan King’s College sejak tahun 1908 ia wafat. Di samping itu Keynes juga menjadi anggota Royal Cominision, sebagai Treasury (1915-1919) dan pada bulan Januari 1919 Ia menjadi utusan utama Inggris ke Konferensi Perdamaian Paris. Sebagai utusan konferensi itu, ia mengundurkan diri pada bulan Juni 1919. Pengunduran Keynes itu sebagai tindakan protesnya terhadap pasal perampasan dalam Perjanjian Versailles. Karena menurut Keynes bahwa dalam Perjanjian Versailles itu terdapat rangsangan yang tidak disadari untuk kebangkitan yang lebih hebat lagi dan militerisme dan autarki Jerman. Ternyata apa yang diutarakan Keynes menjadi kenyataan, karena dalam kurun waktu 20 tahun ramalan Keynes itu benar-benar menjadi kenyataan. Munculnya Gerakan Nazi Fasis di bawah Hitler menjadi dominan di Jerman sejak tahun 1933, dan pada akhir tahun 1939 meletuslah Perang Dunia II yang jauh lebih dahsyat dari peperangan-peperangan sebelumnya.
Keynes waktu itu berpendapat bahwa Konferensi Versailles itu sebagai suatu penyelesaian dendam politik tanpa perhitungan yang tidak mempedulikan masalah yang mendesak pada waktu itu, dan hanya akan menghidupkan kembali Eropa menjadi sebuah kesatuan yang lengkap serta berfungsi.



Senin, 05 Mei 2014

Perusahaan yang berpengaruh terhadap perekonomian Indonesia


Sejarah PT. Agung Podomoro

PT Agung Podomoro Land Tbk (APLN) didirikan tanggal 30 Juli 2004 dan mulai beroperasi secara komersial pada tahun 2004. Kantor pusat APLN beralamat di APL Tower, Jl. Letjen S. Parman Kav. 28, Jakarta Barat.

APLN tergabung dalam kelompok usaha (Grup) Agung Podomoro, dan pemegang saham mayoritas APLN adalah PT Indofica, dengan persentase kepemilikan sebesar 61,97%.
Berdasarkan Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan APLN meliputi usaha dalam bidang real estat, termasuk pembebasan tanah, pengembang, dan penjualan tanah, baik tanah untuk perumahan, maupun tanah untuk industri, serta penjualan tanah berikut bangunannya. Saat ini kegiatan usaha yang dijalankan APLN meliputi pembebasan tanah, pengembang real estat, persewaan dan penjualan tanah berikut bangunannya atas apartemen, pusat perbelanjaan dan perkantoran dengan proyek Mediterania Garden Residence 2, Central Park, Royal Mediterania Garden, Garden Shopping Arcade, Gading Nias Emerald, Gading Nias Residence, Grand Emerald, Gading Nias Shopping Arcade, Madison Park dan Garden Shopping Arcade 2 serta melakukan investasi pada entitas anak dan asosiasi
Pada tanggal 1 Nopember 2010, APLN memperoleh pernyataan efektif Bapepam – LK untuk melakukan Penawaran Umum Perdana Saham APLN (IPO) kepada masyarakat sebanyak 6.150.000.000 saham dengan nilai nominal Rp100,- per saham serta harga penawaran Rp365,- per saham. Pada tanggal 11 Nopember 2010, saham tersebut telah dicatatkan pada Bursa Efek Indonesia.

Pendapatan  PT Agung Podomoro
PT Agung Podomoro Land Tbk membukukan laba bersih yang dapat didistribusikan kepada pemilik entitas induk naik tipis menjadiRp 851,4 miliar sepanjang 2013. Pencapaian laba perseroan tumbuh 4,9% dariperiode 2012 sebesarRp 811,7 miliar.
Kenaikan laba ini didukung dari kenaikan pendapatan perseroan sebesar 4,5% menjadiRp 4,9 triliun sepanjang 2013. Kontribusi kinerja penjualan berasal dari porsi mal dan hotel berkontribusi sebesar 20,5% dari total penjualandan pendapatanusahapada 2013 dibandingkan 16,8% daritahun 2012.
"Pendapatan berulang utaanya disebabkan peningkatan kinerja dari mall Agung Podomoro Land seperti Central Park, Kuningan City, Emporium Pluit, dari Hotel Pullman Jakarta, dan sewa perkantoran AXA Tower di Kuningan City," tutur Investor Relations PT Agung Podomoro Land Tbk, Wibisono, dalam keterangan yang diterbitkan, Jumat (28/3/2014).
Sementara itu, labakotor n tumbuh 13% menjadi Rp 2,35 triliun pada 2013 dari periode 2012 sebesar Rp 2,08 triliun. Marjin labakotor meningkat menjadi 48% pada 2013 dari 44,5% pada 2012.
Beban usaha perseroan yang memiliki kode emiten APLN naik 30,9% menjadiRp 1,07 triliun pada 2013 dari periode sama tahun 2012 sebesar Rp 824,3 miliar.
Pada perdagangan saham Jumat pekan ini, saham APLN naik 2,91% ke level Rp 283 persaham dengan frekuensi perdagangan saham 1.488 kali. Nilai transaksi perdagangan saham sekitar Rp 20,2miliar.
Komunitas Perusahaan denganPertumbuhan Global (“Global Growth Companies/GGC”) dari
Organisasi The World Economic Forum pada Agustus 2011 telah mencatatkan PT Agung
Podomoro Land Tbk (APLN) dalam daftar 315 perusahaan dari 60 negara yang diakui sebagai
anggota komunitasnya. Untuk dimasukkan ke dalam daftar, perusahaan–perusahaan ini harus
menunjukkan tingkat pertumbuhan tahunan yang konsisten sebesar 15% di atas rata-rata industri
dan regional, pendapatan minimum US$ 100 juta, potensi pertumbuhan, memiliki kapasitas dan
niat untuk membangun bisnis global, serta memiliki kepemimpinan eksekutif yang dapat menjadi
panutan.
Masuknya APLN dalam daftar merupakan pengakuan dari The World Economic Forum atas
potensi APLN untuk menjadi salah satu pemimpin industri di masa yang akan datang dan menjadi
kekuatan penggerak ekonomi dan perubahan sosial. APLN merupakan satu dari lima perusahaan
Indonesia yang termasuk dalam daftar tersebut. Dengan adanya pengakuan ini membuat APLN
memiliki beberapa keuntungan, seperti peluang untuk melakukan bisnis baru di industri dan
regional, berhubungan dengan para pelaku bisnis terkemuka dan pembuat kebijakan di dunia,
kolaborasi dan pertukaran pengalaman dengan sesama perusahaan dan berbagi pengetahuan
dengan perusahaan lain di industri yang sama dan lintas industri.

Sumber: