Senin, 05 Mei 2014

Perusahaan yang berpengaruh terhadap perekonomian Indonesia


Sejarah PT. Agung Podomoro

PT Agung Podomoro Land Tbk (APLN) didirikan tanggal 30 Juli 2004 dan mulai beroperasi secara komersial pada tahun 2004. Kantor pusat APLN beralamat di APL Tower, Jl. Letjen S. Parman Kav. 28, Jakarta Barat.

APLN tergabung dalam kelompok usaha (Grup) Agung Podomoro, dan pemegang saham mayoritas APLN adalah PT Indofica, dengan persentase kepemilikan sebesar 61,97%.
Berdasarkan Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan APLN meliputi usaha dalam bidang real estat, termasuk pembebasan tanah, pengembang, dan penjualan tanah, baik tanah untuk perumahan, maupun tanah untuk industri, serta penjualan tanah berikut bangunannya. Saat ini kegiatan usaha yang dijalankan APLN meliputi pembebasan tanah, pengembang real estat, persewaan dan penjualan tanah berikut bangunannya atas apartemen, pusat perbelanjaan dan perkantoran dengan proyek Mediterania Garden Residence 2, Central Park, Royal Mediterania Garden, Garden Shopping Arcade, Gading Nias Emerald, Gading Nias Residence, Grand Emerald, Gading Nias Shopping Arcade, Madison Park dan Garden Shopping Arcade 2 serta melakukan investasi pada entitas anak dan asosiasi
Pada tanggal 1 Nopember 2010, APLN memperoleh pernyataan efektif Bapepam – LK untuk melakukan Penawaran Umum Perdana Saham APLN (IPO) kepada masyarakat sebanyak 6.150.000.000 saham dengan nilai nominal Rp100,- per saham serta harga penawaran Rp365,- per saham. Pada tanggal 11 Nopember 2010, saham tersebut telah dicatatkan pada Bursa Efek Indonesia.

Pendapatan  PT Agung Podomoro
PT Agung Podomoro Land Tbk membukukan laba bersih yang dapat didistribusikan kepada pemilik entitas induk naik tipis menjadiRp 851,4 miliar sepanjang 2013. Pencapaian laba perseroan tumbuh 4,9% dariperiode 2012 sebesarRp 811,7 miliar.
Kenaikan laba ini didukung dari kenaikan pendapatan perseroan sebesar 4,5% menjadiRp 4,9 triliun sepanjang 2013. Kontribusi kinerja penjualan berasal dari porsi mal dan hotel berkontribusi sebesar 20,5% dari total penjualandan pendapatanusahapada 2013 dibandingkan 16,8% daritahun 2012.
"Pendapatan berulang utaanya disebabkan peningkatan kinerja dari mall Agung Podomoro Land seperti Central Park, Kuningan City, Emporium Pluit, dari Hotel Pullman Jakarta, dan sewa perkantoran AXA Tower di Kuningan City," tutur Investor Relations PT Agung Podomoro Land Tbk, Wibisono, dalam keterangan yang diterbitkan, Jumat (28/3/2014).
Sementara itu, labakotor n tumbuh 13% menjadi Rp 2,35 triliun pada 2013 dari periode 2012 sebesar Rp 2,08 triliun. Marjin labakotor meningkat menjadi 48% pada 2013 dari 44,5% pada 2012.
Beban usaha perseroan yang memiliki kode emiten APLN naik 30,9% menjadiRp 1,07 triliun pada 2013 dari periode sama tahun 2012 sebesar Rp 824,3 miliar.
Pada perdagangan saham Jumat pekan ini, saham APLN naik 2,91% ke level Rp 283 persaham dengan frekuensi perdagangan saham 1.488 kali. Nilai transaksi perdagangan saham sekitar Rp 20,2miliar.
Komunitas Perusahaan denganPertumbuhan Global (“Global Growth Companies/GGC”) dari
Organisasi The World Economic Forum pada Agustus 2011 telah mencatatkan PT Agung
Podomoro Land Tbk (APLN) dalam daftar 315 perusahaan dari 60 negara yang diakui sebagai
anggota komunitasnya. Untuk dimasukkan ke dalam daftar, perusahaan–perusahaan ini harus
menunjukkan tingkat pertumbuhan tahunan yang konsisten sebesar 15% di atas rata-rata industri
dan regional, pendapatan minimum US$ 100 juta, potensi pertumbuhan, memiliki kapasitas dan
niat untuk membangun bisnis global, serta memiliki kepemimpinan eksekutif yang dapat menjadi
panutan.
Masuknya APLN dalam daftar merupakan pengakuan dari The World Economic Forum atas
potensi APLN untuk menjadi salah satu pemimpin industri di masa yang akan datang dan menjadi
kekuatan penggerak ekonomi dan perubahan sosial. APLN merupakan satu dari lima perusahaan
Indonesia yang termasuk dalam daftar tersebut. Dengan adanya pengakuan ini membuat APLN
memiliki beberapa keuntungan, seperti peluang untuk melakukan bisnis baru di industri dan
regional, berhubungan dengan para pelaku bisnis terkemuka dan pembuat kebijakan di dunia,
kolaborasi dan pertukaran pengalaman dengan sesama perusahaan dan berbagi pengetahuan
dengan perusahaan lain di industri yang sama dan lintas industri.

Sumber:

Tidak ada komentar:

Posting Komentar