Selasa, 31 Maret 2015

Analisis Freeport Papua



Nama    : Silfia Desi
Npm      : 28213481
Kelas     : 2EB15
FREEPORT DI PAPUA

Apakah Freeport menguntungkan masyarakat Indonesia?

Saya mengutip kalimat yang menjelaskan pertanyaan diatas “Tidak optimalnya pengelolaan potensi ekonomi sumberdaya mineral di wilayah pertambangan tersebut bagi penerimaan negara. Potensi tembaga dan emas yang tersimpan di Grasberg dan Ertsberg serta pengelolaan pertambangan Freeport yang tidak optimal bagi pemerintahan Indonesi. Akibatnya, manfaat ekonomi yang diperoleh pemerintah Indonesia tidak maksimal. Bahkan, dapat dikatakan Indonesia mengalami kerugian yang sangat besar karena tidak optimal, tidak adil, tidak transparan dan bermaslahnya sumberdaya mineral tersebut.” (sumber; www.islammagz.com). Terlihat jelas bahwa sebenarnya Freeport tidak menguntungkan bagi Indonesia karna dari kabar yang pernah saya dengar pada pemerintahan SBY sebenarnya Indonesia hanya mendapatkan 10% keuntungan dari hasil tambang Freeport tersebut dan 90% keuntungan dikuasai atau dimiliki oleh AS. Sebenarnya tujuan pemerintah dengan adanya Freeport ini adalah untuk mensejahterakan rakyat diPapua terutama dalam perekonomiannya baik diPapua itu sendiri maupun perekonomian diIndonesia akan tetapi sebaliknya yang didapatkan orang Papua disana adalah mereka tidak mendapatkan apa apa dari hasil Freeport. Pembangunan smelter adalah syarat wajib yang diajukan pemerintah kepada Freeport jika mereka ingin kontraknya diperpanjang. Kabarnya pemerintah mendesak AS untuk membangun smelter diPapua agar warga disana turut merasakan dampak ekonominya. Sementara Freeport sendiri sepertinya masih menimbang-nimbang untung rugi membangun smelter diPapua. Perusahaan tambang wajib membangun smelter untuk mengurangi lonjakan ekspor karena saat ini mengekspor bahan tambang dalam bentuk mentah, tanpa mengelolah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar